Allah berfirman dalam QS. An-Nahl
ayat 66, yang artinya:
'sesungguhnya pada binatang
ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu'
Pada saat krisis moneter yang berkepanjangan ini, marilah kita meluangkan waktu untuk bertafakur sejenak. Karena Rasulullah telah bersabda, “bertafakur sejenak lebih baik daripada ibadah satu tahun.” Marilah kita kaji pelajaran yang diberikan oleh burung dan cacing. Seorang ulama besar mengatakan, bila kita sedang mengalami kesulitan hidup karena himpitan kebutuhan materi, maka cobalah kita ingat pada burung dan cacing.
Burung
setiap pagi keluar dari sarangnya untuk mencari makan tanpa mengetahui dimana
ia harus mendapatkannya. Karena itu, kadangkala sore hari ia pulang dalam
keadaan perut kenyang, kadangkala ia pulang dengan membawa oleh-oleh makanan
untuk keluarganya, tetapi sering juga iapulang ke sarangnya dengan perut yang
masih keroncongan. Meskipun burung tampaknya lebih sering mengalami kekurangan
makanan karena tidak mempunyai ‘kantor’ yang tetap (apalagi setelah lahannya
berubah menjadi real estate), namun
yang jelas kita tidak pernah melihat ada burung yang berusaha untuk bunuh diri.
Kita tidak pernah melihat burung yang tiba-tiba menukik membenturkan kepalanya
ke batu cadas, atau kita tidak pernah melihat ada burung yang sekonyong-konyong
meluncurkan dirinya ke dalam sungai. Nampaknya burung menyadari benar bahwa
demikianlah hidup, suatu waktu berada di atas, lain waktu terhempas ke bawah.
Suatu waktu kekenyangan, lain waktu kelaparan.
Sekarang marilah kit lihat binatang yang lebih lemah dari burung, yaitu cacing. Cacing seolah-olah tidak mempunyai sarana yang layak untuk mencari makanannya. Caing tidak mempunyai kaki, tangan, tandukatau bahkan mungkin ia tidak mempunyai mata dan telinga. Tetapi cacing serupa dengan makhluk Allah lainnya, yaitu ia mempunyai perut yang apabila tidak diisi maka ia akan mati. Kalau kita bandingkan dengan manusia, maka saranayang dimiliki manusia untuk mencari nafkah lebih canggih daripada yang dimiliki cacing. Tetapi mengapa manusia yang diciptakan Allah paling sempurna dibandingkan dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain itu, banyak yang kalah hanya dengan seekor cacing. Manusia banyak yang bunuh diri akibat merasa kesulitan mencari nafkah hidupnya, sementara kita tidak pernah melihat ada cacing yang membentur-benturkan kepalanya ke batu.
Allah berfirman dalam Al-qur’an, yang artinya:
“Apabila telah ditunaikan
sembahyang, maka bertebaranlah kamu dan carilah karunia Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung.” QS. Al-Jumu’ah: 10
Dan “barang siapa yang bertawakal
kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.”QS. Ath-Thalaq: 3